Guna mempersempit ruang gerak dan mengantisipasi aksi terorisme serta
perampokan bersenjata yang marak terjadi akhir-akhir ini, jajaran Polres Garut menggelar razia kendaraan bermotor di jalur menuju dan dari arah Garut selatan (garsel), Senin (4/10).
Dari hasil operasi tersebut, tidak tampak hal mencurigakan. Petugas
hanya menemukan sejumlah kendaraan yang tidak dilengkapi surat lengkap.
Operasi yang digelar di ruas Jalan Pembangunan dimulai sejak pagi.
Puluhan petugas Polres Garut memberhentikan kenda-raan yang melintas,
memeriksa dokumen kelengkapan kenda-raan, serta memeriksa isi bagasi
ataupun barang bawaan pengendara.
Menurut Kepala Bagian Ope-rasi Satlantas Polres Garut Ins-pektur Dua
Asep Juanda, ope-rasi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terorisme
dan perampokan bersenjata yang akhir-akhir ini marak terjadi.
“Digelarnya operasi tersebut juga sebagai bentuk antisipasi masuknya
teroris ke wilayah Garut,” katanya.
Apalagi, Garut selatan pernah menjadi tempat persembunyian Usmani
alias Bahrudin Latif alias Baridin yang merupakan mertua gembong teroris
Noordin M. Top. Baridin masuk ke Garut melintasi perbatasan Cilacap dan
menyusuri pantai selatan hingga menetap di Kp. Banyuasih, Desa
Pamalayan, Kec. Cikelet, Kab. Garut.
Kesiapan polsek
Hal serupa diungkapkan Kapolres Garut Ajun Komisaris Besar Yayat
Ruhiyat Hidayat. Selain razia kendaraan, antisipasi pergerakan teroris
juga dilakukan dengan peningkatan kesiagaan setiap markas polsek yang
ada di Kab. Garut.
“Polisi telah menjadi bagian dari sasaran teroris. Oleh karena itu,
kami lakukan antisipasi dengan menyiagakan jajaran di polsek, termasuk
peningkatan kapasitas persenjataan yang dimiliki,” tuturnya.
Kondisi geografi Garut yang berbukit-bukit dan luas, tidak menutup kemungkinan menjadi areal yang cocok untuk pelatihan teroris.
Tidak ada pembatasan jenis kendaraan yang menjadi sasaran operasi
terkait dengan isu teroris. Bukan tidak mungkin, anggota teroris
menggunakan sepeda motor, bahkan sepeda biasa seperti halnya yang
terjadi di Bekasi. Semua kendaraan yang melintas, mulai dari mobil
pribadi hingga sepeda motor, diperiksa kelengkapannya, termasuk bagasi
mobil.
Hingga Senin (4/10) siang, Polres Garut telah mengamankan dua puluh
motor yang tidak memiliki surat-surat lengkap. Selain itu, 54 Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) juga ikut diamankan karena pemiliknya tidak
memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Penyerangan terhadap markas polsek di Hamparan Perak, Deli Serdang,
Sumatra Utara, kata Yayat, menyebabkan pihaknya perlu waspada atas
kemungkinan serupa akibat aksi terorisme yang sudah menyebar ke berbagai
daerah di Indonesia.
“Makanya, razia kendaraan juga dilakukan untuk membatasi pergerakan
terorisme. Jangan sampai memasuki kawasan Garut ataupun melintasinya,”
ucapnya.
Sumber : Pikiran Rakyat